Sebagai seorang ibu menyusui, memastikan kualitas dan keamanan ASI yang dipompa adalah hal yang sangat penting untuk kesehatan si kecil. Namun, seringkali muncul pertanyaan mengenai berapa lama ASI bertahan setelah dipompa dan bagaimana cara menyimpannya dengan baik. Pada artikel ini, kita akan membahas secara rinci mengenai durasi ketahanan ASI berdasarkan berbagai metode penyimpanan, faktor-faktor yang memengaruhi ketahanan ASI, cara menyimpan ASI dengan aman, serta langkah-langkah mencairkan ASI yang benar. Informasi ini penting agar Mums dapat memberikan ASI terbaik bagi bayi di setiap kesempatan.
Kenapa Penting Mengetahui Ketahanan ASI Setelah Dipompa?
ASI mengandung nutrisi penting dan antibodi yang dibutuhkan bayi untuk perkembangan dan perlindungan dari penyakit. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, komponen gizi dalam ASI bisa berubah. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui batas waktu penyimpanan ASI agar kualitasnya tetap optimal.
ASI yang telah dipompa tidak memiliki kadar antibakteri alami yang sama dengan ASI segar langsung dari payudara. Saat disimpan, bakteri yang ada di udara dan pada alat penyimpanan bisa memengaruhi kualitas ASI. Oleh karena itu, mengetahui cara penyimpanan ASI yang tepat dapat membantu memperpanjang umur simpannya tanpa mengurangi manfaat kesehatan yang diberikan kepada bayi.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketahanan ASI
- Suhu Penyimpanan
- Suhu adalah faktor utama yang mempengaruhi berapa lama ASI dapat bertahan setelah dipompa. Semakin rendah suhu penyimpanan, semakin lama ASI dapat bertahan. Misalnya, ASI yang disimpan di suhu ruangan bertahan jauh lebih singkat dibandingkan dengan yang disimpan di lemari es atau freezer.
- Kualitas Wadah Penyimpanan
- Kualitas wadah tempat Mums menyimpan ASI sangat penting. Gunakan kantong ASI steril atau botol kaca yang sudah bersih dan bebas dari bahan kimia yang bisa tercampur dengan ASI. Wadah penyimpanan yang tidak steril bisa mempercepat kontaminasi dan mengurangi umur simpan ASI.
- Frekuensi Pembukaan Wadah atau Pintu Lemari Es/Freezer
- Setiap kali pintu freezer dibuka, suhu di dalam freezer bisa sedikit meningkat. Hal ini dapat memengaruhi ASI yang disimpan di dalamnya. Oleh karena itu, sebisa mungkin letakkan ASI di bagian belakang freezer atau kulkas untuk menjaga stabilitas suhu.
Panduan Waktu Penyimpanan ASI Berdasarkan Tempat Penyimpanan
Untuk memastikan Mums dapat memberikan ASI yang berkualitas baik pada bayi, berikut adalah rincian durasi ketahanan ASI yang dapat menjadi pedoman:
- Suhu Ruangan (hingga 25°C)
- Pada suhu ruangan, ASI yang baru dipompa bisa bertahan antara 4 hingga 6 jam. Namun, jika ruangan sangat hangat atau suhu mencapai 25°C atau lebih, ASI sebaiknya segera disimpan di lemari es untuk menjaga kualitasnya.
- Lemari Es (0–4°C)
- Jika ASI disimpan di lemari es dengan suhu berkisar antara 0 hingga 4°C, ASI dapat bertahan 3 hingga 5 hari. Pastikan untuk meletakkan ASI di bagian belakang lemari es karena suhu di bagian ini lebih stabil.
- Freezer (Suhu -18°C atau lebih rendah)
- Untuk penyimpanan jangka panjang, ASI bisa disimpan di freezer dengan suhu -18°C atau lebih rendah. Pada suhu ini, ASI dapat bertahan hingga 6 bulan. Namun, untuk menjaga kualitas nutrisi ASI, sebaiknya digunakan dalam waktu 3 bulan pertama.
- Deep Freezer Khusus ASI (Suhu -20°C atau lebih rendah)
- Jika Mums memiliki deep freezer dengan suhu -20°C atau lebih rendah, ASI bisa bertahan hingga 12 bulan. Deep freezer biasanya memiliki suhu yang lebih stabil dibandingkan freezer kulkas biasa, sehingga lebih baik untuk penyimpanan jangka panjang.
Tips Menyimpan ASI dengan Benar
Untuk memastikan ASI yang disimpan tetap aman dan bernutrisi, Mums dapat mengikuti beberapa tips berikut:
- Gunakan Wadah Penyimpanan Khusus ASI: Hindari menggunakan botol plastik biasa atau wadah yang tidak steril. Gunakan kantong penyimpanan ASI yang sudah didesain khusus untuk menjaga kualitas ASI, atau gunakan botol kaca steril.
- Labeli dengan Tanggal dan Waktu: Pastikan untuk selalu menandai setiap wadah penyimpanan dengan tanggal dan waktu kapan ASI dipompa. Hal ini akan membantu Mums untuk selalu menggunakan ASI yang lebih lama disimpan terlebih dahulu (prinsip first in, first out).
- Simpan di Bagian Belakang Kulkas atau Freezer: Hindari menyimpan ASI di pintu kulkas atau freezer karena suhu di bagian ini cenderung tidak stabil akibat sering dibuka dan ditutup. Bagian belakang kulkas atau freezer lebih dingin dan menjaga suhu tetap konstan.
- Jangan Mengisi Wadah Terlalu Penuh: Saat ASI membeku, volumenya akan sedikit mengembang. Jadi, pastikan wadah yang digunakan tidak diisi terlalu penuh agar ASI memiliki ruang untuk mengembang tanpa membuat wadah bocor atau rusak.
- Pisahkan ASI dalam Porsi Kecil: Mums bisa membagi ASI dalam porsi yang lebih kecil untuk disimpan. Ini akan memudahkan Mums saat ingin memberikan ASI sesuai kebutuhan bayi tanpa harus mencairkan ASI dalam jumlah besar sekaligus.
Cara Mencairkan ASI yang Benar
Setelah ASI beku, mencairkannya dengan cara yang benar sangat penting agar kualitas nutrisi ASI tetap terjaga. Ada beberapa metode aman untuk mencairkan ASI:
- Di Kulkas
Cara terbaik dan paling aman untuk mencairkan ASI beku adalah dengan memindahkannya ke lemari es dan membiarkannya mencair secara perlahan. Proses ini bisa memakan waktu sekitar 12 jam, jadi pastikan untuk merencanakannya lebih awal. - Menggunakan Air Hangat
Jika Mums membutuhkan ASI dengan cepat, rendam wadah ASI dalam air hangat. Hindari penggunaan microwave atau air mendidih, karena panas berlebih dapat merusak nutrisi penting dalam ASI. - Gunakan dalam Waktu 24 Jam
Setelah ASI dicairkan, gunakan dalam waktu 24 jam dan jangan pernah membekukannya kembali setelah dicairkan.
Bagaimana Mengetahui ASI Masih Aman?
Setelah ASI dipompa dan disimpan dalam waktu tertentu, bagaimana Mums tahu bahwa ASI tersebut masih aman untuk diberikan kepada bayi? Berikut beberapa tanda yang bisa diperhatikan:
- Bau dan Warna ASI: ASI yang baik biasanya berwarna putih susu dengan sedikit warna kekuningan atau kebiruan, tergantung pada jenis makanan yang dikonsumsi oleh ibu. Jika ASI berbau asam atau berubah warna secara drastis, kemungkinan ASI sudah tidak layak konsumsi.
- Tekstur ASI: ASI yang disimpan di kulkas mungkin akan mengalami pemisahan antara lemak dan cairannya. Ini adalah hal yang normal. Mums hanya perlu menggoyangkan botol secara perlahan untuk mencampur kembali lemak dengan cairan ASI.
- Periksa Tanggal Penyimpanan: Pastikan untuk selalu menggunakan ASI yang telah disimpan dalam batas waktu yang direkomendasikan. ASI yang telah melewati waktu simpan ideal sebaiknya tidak digunakan lagi, meskipun secara visual tampak baik.
Kesimpulan
Mengetahui berapa lama ASI bertahan setelah dipompa adalah pengetahuan penting bagi ibu menyusui agar si kecil mendapatkan nutrisi optimal dari ASI yang berkualitas baik. Dengan mengikuti panduan penyimpanan yang benar dan selalu memperhatikan tanggal serta kondisi penyimpanan, Mums dapat memastikan ASI tetap aman untuk diberikan kapan saja. Jika Mums merasa membutuhkan penyimpanan ASI tambahan, Mum ‘N Hun menawarkan layanan sewa freezer ASI yang bisa membantu Mums menyimpan ASI dengan aman dan praktis. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi kami di Mum ‘N Hun Breast Milk Freezer Rental Service.
Referensi:
- Centers for Disease Control and Prevention. (2023). Proper Storage and Preparation of Breast Milk. Available at: https://www.cdc.gov