Halo Mums! Setiap tetes Air Susu Ibu (ASI) yang Mums pompa adalah emas cair yang sangat berharga untuk si Kecil. Perjuangan Mums memompa di sela-sela kesibukan tentu harus diimbangi dengan cara penyimpanan yang tepat agar kualitasnya tetap terjaga maksimal.
Kesalahan kecil dalam proses packing bisa mengurangi nutrisi bahkan membuat ASI rusak. Oleh karena itu, mari kita bedah tuntas cara packing ASI untuk disimpan dengan benar, langkah demi langkah, berdasarkan panduan ilmiah agar semua usaha Mums tidak sia-sia.
Persiapan Krusial: Fondasi ASI Berkualitas Tinggi
Sebelum Mums berpikir tentang wadah atau freezer, langkah pertama dan paling fundamental adalah kebersihan. Bakteri adalah musuh utama ASI perah, dan kontaminasi dapat terjadi dengan sangat mudah jika kebersihan diabaikan.
Selalu cuci tangan Mums dengan sabun dan air mengalir selama minimal 20 detik sebelum memompa atau menyentuh peralatan ASI. Pastikan juga semua bagian pompa ASI, botol, dan wadah penyimpanan telah dicuci bersih dan disterilkan sesuai petunjuk. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kebersihan tangan adalah langkah pencegahan paling efektif untuk menghindari penyebaran kuman ke bayi.
Memilih “Rumah” yang Tepat untuk ASI Perah
Pemilihan wadah adalah salah satu kunci utama dalam cara packing ASI untuk disimpan agar awet. Mums memiliki dua pilihan populer: kantong ASI sekali pakai atau botol penyimpanan. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
- Kantong ASI (Plastik): Pilihan ini sangat praktis dan hemat tempat di dalam freezer. Pastikan Mums memilih kantong yang dirancang khusus untuk ASI, tebal, dan berstatus BPA-free. Kelemahannya, kantong ASI lebih rentan bocor atau sobek jika tidak ditangani dengan hati-hati.
- Botol (Kaca atau Plastik Keras): Botol kaca adalah pilihan terbaik untuk menjaga kemurnian ASI karena tidak ada risiko zat kimia berpindah. Botol plastik keras BPA-free juga merupakan alternatif yang baik, lebih ringan dan tidak mudah pecah. Namun, botol memakan lebih banyak ruang penyimpanan.
Untuk efisiensi, banyak Mums menggunakan kombinasi keduanya. Botol untuk menyimpan ASI di kulkas untuk konsumsi harian, dan kantong ASI untuk stok jangka panjang di dalam freezer.
Teknik Jitu: Langkah-Langkah Cara Packing ASI untuk Disimpan
Setelah persiapan dan wadah siap, kini saatnya masuk ke inti proses packing. Ikuti langkah-langkah ini secara cermat untuk memastikan setiap kantong atau botol ASI tersimpan dengan sempurna.
- Tuang Sesuai Porsi: Jangan mengisi wadah hingga penuh. Simpan ASI dalam porsi kecil, sekitar 60-120 ml per wadah. Ini sangat efektif untuk mengurangi pemborosan, karena ASI yang sudah dihangatkan tidak boleh dibekukan kembali.
- Sisakan Ruang Udara (Headspace): Ini adalah tips penting yang sering terlewat. ASI, seperti cairan lainnya, akan mengembang saat membeku. Sisakan ruang sekitar 2,5 cm atau seperempat bagian atas wadah untuk memberikan ruang bagi ASI untuk berekspansi. Hal ini mencegah kantong pecah atau tutup botol terlepas.
- Beri Label dengan Jelas: Setiap wadah ASI wajib diberi label yang berisi informasi penting: tanggal dan jam pemerahan. Jika ASI akan dititipkan di daycare, tambahkan juga nama si Kecil. Pelabelan ini krusial untuk menerapkan metode penyimpanan yang benar nanti.
- Dinginkan Sebelum Dibekukan: Jangan langsung memasukkan ASI yang baru diperah ke dalam freezer. Sebuah studi menunjukkan bahwa mendinginkan ASI di kulkas (chiller) terlebih dahulu selama beberapa jam sebelum memindahkannya ke freezer dapat membantu menjaga komponen bioaktif di dalamnya. Proses pendinginan bertahap ini lebih baik untuk kualitas nutrisi.
Mengatur Stok di Freezer dengan Metode FIFO
Kulkas atau freezer yang penuh dengan stok ASI bisa jadi pemandangan yang membahagiakan sekaligus membingungkan. Agar tidak salah ambil, terapkan metode FIFO atau First-In, First-Out.
Artinya, ASI yang pertama kali masuk ke freezer harus menjadi yang pertama kali digunakan. Letakkan stok ASI baru di bagian belakang, dan pindahkan stok ASI yang lebih lama ke bagian depan agar mudah dijangkau. Mums bisa menggunakan wadah atau organizer khusus untuk merapikan kantong-kantong ASI.
Sebagai panduan, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan daya tahan ASI perah sebagai berikut:
- Suhu ruang (25°C): 6-8 jam
- Kulkas bawah (suhu ≤4°C): hingga 5 hari
- Freezer 1 pintu (-15°C): 2 minggu
- Freezer 2 pintu (-18°C): 3-6 bulan
- Freezer khusus ASI (deep freezer -20°C): 6-12 bulan
Kesimpulan: Setiap Tetes ASI Adalah Investasi Masa Depan
Mums, memahami cara packing ASI untuk disimpan dengan benar adalah sebuah investasi untuk kesehatan si Kecil. Dengan memperhatikan kebersihan, memilih wadah yang tepat, mengikuti teknik packing yang benar, dan menerapkan metode FIFO, Mums memastikan bahwa “emas cair” yang diberikan tetap kaya akan nutrisi.
Menyimpan stok ASI dalam jumlah banyak tentu membutuhkan ruang penyimpanan yang memadai dan suhu yang stabil. Jika freezer di rumah sudah penuh, Mums tidak perlu khawatir akan kualitas penyimpanan ASI. Untuk solusi penyimpanan ASI yang aman, praktis, dan terjaga suhunya, Mums bisa mempertimbangkan layanan sewa freezer ASI dari Mum ‘N Hun. Dengan freezer khusus, Mums bisa lebih tenang menyimpan aset berharga untuk buah hati.
Semangat terus mengASIhi, Mums!
Sumber Referensi:
- Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (2022). Proper Storage and Preparation of Breast Milk. Diakses dari cdc.gov.
- Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). (2017). Menyimpan ASI Perah. Diakses dari idai.or.id.
Penulis: Santika Reja
Editor: Santika Reja
Terakhir disunting: October 9, 2025