Sewa Freezer ASI | Mum 'N Hun

Rahasia Cara Membuat ASI Beku Terasa Lebih Enak: Panduan Lengkap untuk Mums

Membekukan ASI

Halo Mums! Perjuangan memompa dan menyimpan setiap tetes Air Susu Ibu (ASI) adalah sebuah dedikasi yang luar biasa. Melihat stok ASI perah (ASIP) di freezer tentu menjadi kebahagiaan tersendiri. Namun, apa jadinya jika si Kecil tiba-tiba menolak ASIP beku yang sudah susah payah Mums siapkan?

Seringkali, penolakan ini bukan karena si Kecil rewel, tetapi karena adanya perubahan rasa dan aroma pada ASI setelah dibekukan. Mums jangan dulu berkecil hati, ya. Ini adalah masalah umum dan ada solusinya. Yuk, kita kupas tuntas cara membuat ASI beku terasa lebih enak agar perjuangan Mums tidak sia-sia dan nutrisi terbaik untuk si Kecil tetap terjaga.

 

Mengapa Rasa ASI Beku Bisa Berubah? Kenali Enzim Lipase

 

Sebelum kita membahas solusinya, penting bagi Mums untuk memahami akar masalahnya. Penyebab utama perubahan rasa dan aroma ASI beku, seringkali menjadi seperti sabun atau bahkan sedikit amis (tengik), adalah aktivitas enzim lipase.

Lipase adalah enzim alami yang ada di dalam semua ASI dan memiliki fungsi sangat penting, yaitu memecah lemak dalam ASI agar lebih mudah dicerna oleh sistem pencernaan bayi yang belum sempurna. Menurut penelitian dalam Journal of Human Lactation, kadar lipase pada setiap ibu menyusui bisa berbeda-beda. Beberapa ibu memiliki kadar lipase yang sangat aktif.

Ketika ASI didinginkan atau dibekukan, lipase ini terus bekerja memecah lemak. Proses inilah yang menyebabkan perubahan rasa dan aroma. Penting untuk dicatat, ASI dengan lipase tinggi ini sama sekali tidak berbahaya dan tetap penuh nutrisi. Hanya saja, beberapa bayi yang sensitif mungkin akan menolaknya karena rasa yang tidak biasa.

 

Panduan Lengkah Demi Langkah: Cara Membuat ASI Beku Terasa Lebih Enak

 

Baca Juga:  Tips Sukses Memberikan ASI untuk Bayi Prematur yang Baru Lahir

Kini, Mums sudah tahu penyebabnya. Mari kita fokus pada solusinya. Ada beberapa langkah strategis yang bisa Mums lakukan untuk meminimalisir aktivitas enzim lipase dan menjaga kualitas ASI perah beku.

1. Jaga Kebersihan Maksimal Saat Memompa dan Menyimpan Dasar dari segalanya adalah kebersihan. Bakteri yang tidak sengaja masuk ke dalam ASI selama proses memompa atau penyimpanan juga dapat menyebabkan susu cepat rusak dan berubah rasa. Pastikan Mums selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum memompa dan semua peralatan pompa ASI sudah disterilkan dengan benar.

2. Pilih Wadah Penyimpanan yang Tepat dan Berkualitas Gunakan kantong ASI atau botol penyimpanan khusus ASI yang BPA-free. Pastikan wadah tertutup rapat untuk mencegah kontaminasi bau dari makanan lain di dalam freezer. Keluarkan udara sebanyak mungkin dari kantong ASI sebelum menyegelnya untuk mengurangi proses oksidasi.

3. Proses Pembekuan Cepat adalah Kunci Utama Semakin cepat ASI dibekukan, semakin sedikit waktu yang dimiliki enzim lipase untuk bekerja. Jangan menyimpan ASI perah di bagian pintu freezer, karena suhunya paling tidak stabil. Letakkan ASI di bagian belakang freezer di mana suhu paling dingin dan konstan. Menggunakan deep freezer atau freezer khusus ASI sangat direkomendasikan karena dapat membekukan ASI dengan jauh lebih cepat dibandingkan freezer kulkas biasa.

4. Coba Teknik Scalding (Pemanasan) Sebelum Dibekukan Jika Mums mencurigai ASI Mums memiliki kadar lipase yang tinggi (misalnya setelah dicicipi, ASI segar yang didiamkan beberapa jam di kulkas sudah berubah rasa), teknik scalding bisa menjadi penyelamat. Teknik ini bertujuan untuk menonaktifkan enzim lipase sebelum ASI dibekukan.

Caranya sangat mudah. Segera setelah memompa, tuang ASI ke dalam panci bersih (stainless steel). Panaskan dengan api kecil hingga muncul gelembung-gelembung kecil di pinggir panci (suhu sekitar 82°C). Penting: Jangan sampai mendidih! Mendidihkan ASI justru akan merusak komponen nutrisinya. Segera angkat, lalu cepat dinginkan panci dengan merendamnya di wadah berisi air es sebelum menuangnya ke kantong atau botol ASI untuk dibekukan.

Baca Juga:  Berapa Lama ASI Bertahan di Suhu Ruangan 30 Derajat?

 

Tips Tambahan Menjaga Kualitas Emas Cair Mums

 

Selain langkah-langkah utama di atas, ada beberapa tips tambahan yang bisa Mums terapkan untuk hasil yang lebih optimal dan inilah beberapa cara membuat ASI beku terasa lebih enak yang bisa Mums terapkan:

  • Beri Label dengan Jelas: Selalu tulis tanggal dan jam pemerahan pada setiap kantong atau botol ASI. Gunakan prinsip First In, First Out (FIFO), di mana ASI yang lebih dulu disimpan harus lebih dulu digunakan.
  • Cara Mencairkan yang Benar: Hindari mencairkan ASI beku dengan microwave atau air mendidih. Cara terbaik adalah memindahkannya dari freezer ke chiller (kulkas bawah) semalaman, atau merendamnya di dalam wadah berisi air hangat.
  • Lakukan Tes Kecil: Sebelum melakukan scalding pada seluruh stok ASI Mums, coba lakukan pada satu porsi kecil terlebih dahulu. Bekukan selama beberapa hari, cairkan, lalu cicipi. Jika rasanya tidak berubah, berarti Mums memang memiliki lipase tinggi dan teknik ini cocok untuk Mums.

Kesimpulan: Perjuangan Mums Sangat Berharga

 

Mums, memberikan ASI adalah sebuah perjalanan cinta yang penuh tantangan. Mengetahui bahwa rasa ASI beku bisa berubah dan ada cara untuk mengatasinya adalah sebuah pengetahuan berharga. Dengan menjaga kebersihan, menggunakan teknik penyimpanan yang tepat, serta mencoba metode scalding jika diperlukan, Mums bisa memastikan si Kecil akan selalu menikmati “emas cair” yang telah Mums sediakan.

Menjaga suhu ASI tetap stabil dan membekukannya dengan cepat adalah salah satu investasi terbaik untuk kualitas ASI perah. Jika Mums membutuhkan freezer khusus untuk menjaga kualitas nutrisi terbaik bagi si Kecil, tak perlu bingung. Di Mum ‘N Hun, kami menyediakan layanan sewa freezer ASI berkualitas dengan suhu yang stabil dan terjaga, memastikan setiap tetes ASI Mums tersimpan dengan sempurna. Mari berikan yang terbaik untuk buah hati kita!

Baca Juga:  Panduan Lengkap MPASI: Menu Sehat dan Bergizi untuk Bayi

Sumber Referensi:

  • Lawrence, R. A., & Lawrence, R. M. (2016). Breastfeeding: A Guide for the Medical Profession. Elsevier.

Penulis: Santika Reja

Editor: Santika Reja

Terakhir disunting: October 11, 2025

Scroll to Top