
Halo Mums! Dalam perjalanan mengasuh si Kecil, salah satu topik yang paling sering menimbulkan diskusi hangat—dan tak jarang kebingungan—adalah pilihan antara Air Susu Ibu (ASI) dan susu formula. Di satu sisi, kampanye ASI eksklusif sangat gencar, namun di sisi lain, susu formula hadir sebagai alternatif yang banyak digunakan.
Sebagai seorang praktisi kesehatan, saya ingin menegaskan satu hal di awal: ASI adalah standar emas nutrisi bayi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan.
Namun, kehidupan seorang ibu tidak selalu ideal. Ada beragam situasi dan kondisi yang membuat Mums mempertimbangkan susu formula. Karena itu, sangat penting bagi Mums untuk memahami secara jernih pro kontra susu formula agar dapat mengambil keputusan yang terinformasi, bukan berdasarkan rasa bersalah atau tekanan sosial.
Sisi ‘Pro’ Susu Formula: Fleksibilitas dan Kepastian
Mari kita mulai dengan melihat sisi positif atau kelebihan susu formula. Kehadirannya jelas memberikan solusi bagi banyak keluarga dalam situasi tertentu.
Salah satu keuntungan terbesar adalah fleksibilitas. Dengan susu formula, siapa pun di rumah—baik itu Ayah, nenek, atau pengasuh—dapat ikut serta dalam proses pemberian makan. Ini memberi Mums kesempatan untuk beristirahat, terutama pada malam hari, atau jika Mums harus kembali bekerja.
Selain itu, susu formula memberikan kepastian takaran. Mums dapat dengan mudah mengukur dan mengetahui dengan pasti berapa mililiter susu yang dihabiskan si Kecil. Hal ini seringkali memberikan ketenangan pikiran bagi orang tua yang khawatir apakah bayinya cukup minum, terutama jika ada masalah kenaikan berat badan.
Perkembangan teknologi pangan juga memungkinkan adanya specialized formulas atau formula khusus. Bagi bayi dengan kondisi medis tertentu, seperti alergi protein susu sapi yang parah atau galaktosemia (ketidakmampuan mencerna gula dalam ASI), susu formula hipoalergenik atau formula khusus non-laktosa menjadi penyelamat hidup.
Sisi ‘Kontra’ Susu Formula: Yang Tidak Bisa Ditiru dari ASI
Setelah memahami kelebihannya, Mums juga wajib memahami apa yang menjadi kekurangan atau sisi ‘kontra’ dari susu formula. Ini bukan untuk menakuti, tapi untuk memberikan gambaran yang seimbang.
Kekurangan terbesar dan paling fundamental adalah tidak adanya antibodi hidup. ASI adalah cairan hidup yang mengandung ribuan sel pelindung, enzim, dan hormon yang melindungi bayi dari infeksi. Sebuah studi komprehensif yang dipublikasikan di Pediatrics menunjukkan bahwa bayi yang diberi ASI eksklusif memiliki risiko lebih rendah terhadap infeksi telinga, masalah pernapasan, dan diare.
Susu formula tidak mengandung komponen imunologis aktif ini. Nutrisi makro (protein, lemak, karbohidrat) dan mikronutrien (vitamin, mineral) memang sudah difortifikasi, namun kekayaan biologis ASI tidak dapat direplikasi di laboratorium.
Risiko persiapan juga menjadi pertimbangan. Susu formula bubuk tidak steril. Proses penyiapannya menuntut kebersihan yang ketat—air harus dimasak hingga mendidih, botol harus disterilkan dengan benar. Kesalahan dalam penyiapan atau penggunaan air yang tidak bersih dapat meningkatkan risiko infeksi bakteri, seperti Cronobacter sakazakii, yang bisa berakibat fatal pada bayi baru lahir.
Dari segi biaya, susu formula jelas membutuhkan anggaran yang signifikan secara terus-menerus, yang bisa menjadi beban finansial bagi sebagian keluarga.
Analisis Objektif: Kapan Susu Formula Dibutuhkan?
Perdebatan pro kontra susu formula seringkali menjadi hitam-putih, padahal ada area abu-abu di mana susu formula benar-benar dibutuhkan secara medis. Ini bukan soal “pilihan”, melainkan “kebutuhan”.
IDAI menjelaskan beberapa indikasi medis di mana bayi mungkin memerlukan susu formula. Dari sisi ibu, misalnya, jika Mums mengidap HIV (di beberapa negara, tergantung rekomendasi lokal), menggunakan obat-obatan kemoterapi, atau memiliki kondisi psikosis postpartum berat yang menghalangi Mums merawat bayi.
Dari sisi bayi, kondisi langka seperti galaktosemia atau maple syrup urine disease membuat bayi tidak bisa mencerna ASI. Ada pula kondisi di mana suplai ASI Mums terbukti tidak mencukupi (insufficient milk supply) secara klinis, bahkan setelah semua upaya relaktasi dan bantuan konselor laktasi dilakukan.
Kesimpulan: Keputusan Ada di Tangan Mums
Mums, memahami pro kontra susu formula adalah langkah awal untuk membuat keputusan yang bijak. Tidak ada satu jawaban yang benar untuk semua orang. ASI adalah yang terbaik secara biologis, namun situasi kehidupan, kondisi medis, dan kesehatan mental Mums adalah faktor yang sama pentingnya dalam menentukan apa yang terbaik untuk keluarga Mums.
Apa pun keputusan Mums, baik itu memberikan ASI eksklusif, susu formula, atau mixed feeding (kombinasi keduanya), yang terpenting adalah si Kecil tumbuh dengan cinta dan nutrisi yang cukup.
Jika Mums memilih untuk menyusui atau melakukan pumping ASI, menjaga kualitas ASIP (ASI Perah) adalah krusial. Stok ASIP Mums harus disimpan dalam suhu yang stabil dan optimal. Jika Mums membutuhkan ruang penyimpanan ekstra yang higienis dan terpercaya, Mum ‘N Hun menyediakan layanan sewa freezer ASI untuk memastikan setiap tetes emas cair Mums terjaga kualitasnya.
Percayalah pada pilihan Mums, selama itu didasari oleh informasi yang utuh dan cinta yang tulus.
Penulis: Santika Reja
Editor: Santika Reja
Terakhir disunting: October 21, 2025