Sewa Freezer ASI | Mum 'N Hun

Mengatasi Bayi Mencret atau Diare: Penyebab, Pertolongan Pertama, dan Perawatan Aman

a man holding a baby in his arms

Mum, melihat si kecil rewel dengan feses cair tentu bikin khawatir. Mencret atau diare pada bayi adalah kondisi umum, tapi tetap harus diperhatikan dengan serius karena bisa menyebabkan dehidrasi. Jangan panik ya Mum! Dengan perawatan yang tepat, bayi bisa segera pulih.

Yuk, kita bahas apa saja penyebab bayi mencret, langkah aman mengatasinya, hingga tanda bahaya yang perlu Mum waspadai.


Apa Penyebab Bayi Mencret atau Diare?

Bayi bisa mengalami diare karena banyak hal. Beberapa penyebab umum antara lain:

  1. Infeksi Virus atau Bakteri
    Rotavirus adalah penyebab paling sering. Selain itu, bakteri dari makanan atau lingkungan juga bisa memicu diare.

  2. Alergi atau Intoleransi Makanan
    Beberapa bayi sensitif terhadap protein susu sapi, laktosa, atau makanan baru yang dikenalkan lewat MPASI.

  3. Efek Samping Obat
    Antibiotik kadang membuat flora usus bayi terganggu sehingga feses lebih encer.

  4. Tumbuh Gigi
    Walau bukan penyebab langsung, tumbuh gigi sering membuat bayi lebih sering menelan air liur, yang bisa memicu mencret ringan.

  5. Kebersihan Makanan dan Lingkungan
    Susu formula yang tidak steril atau MPASI yang terkontaminasi bisa memicu diare.


Gejala Bayi Mencret yang Perlu Diperhatikan

Selain feses encer, ada beberapa tanda yang perlu Mum perhatikan:

  • Frekuensi BAB meningkat lebih dari 3 kali sehari.

  • Feses sangat cair, kadang bercampur lendir atau darah.

  • Bayi rewel, perut berbunyi, atau kembung.

  • Bayi terlihat lemah, malas menyusu, atau tidur terus.

  • Tanda dehidrasi: mulut kering, jarang pipis, mata cekung, ubun-ubun cekung.


Pertolongan Pertama Mengatasi Bayi Mencret atau Diare

Jika si kecil mencret, berikut langkah aman yang bisa Mum lakukan di rumah:

  1. Berikan Cairan yang Cukup

    • Untuk bayi ASI eksklusif: tetap susui lebih sering.

    • Untuk bayi di atas 6 bulan: selain ASI, boleh tambahkan air matang atau oralit khusus bayi sesuai anjuran dokter.

  2. Jaga Kebersihan
    Pastikan tangan Mum selalu bersih sebelum menyusui atau menyiapkan makanan bayi.

  3. Perhatikan Pola Makan

    • Bayi MPASI tetap bisa diberi makanan lembut seperti bubur atau pisang matang.

    • Hindari makanan berminyak, pedas, atau terlalu manis.

  4. Gunakan Probiotik (Jika Disarankan Dokter)
    Probiotik bisa membantu menyeimbangkan bakteri baik di usus bayi.

  5. Cegah Iritasi pada Kulit
    Popok bayi sering lembap saat diare, jadi ganti lebih sering dan gunakan krim pelindung agar kulit tidak lecet.

Baca Juga:  Obat Batuk Pilek Herbal Terbaik untuk Bayi: Aman, Alami, dan Efektif

Kapan Mum Harus Segera ke Dokter?

Mum, walaupun sebagian kasus diare bisa membaik sendiri, ada tanda bahaya yang harus segera ditangani dokter:

  • Bayi muntah terus-menerus.

  • Feses bercampur darah atau berwarna hitam.

  • Bayi demam tinggi (lebih dari 38°C).

  • Dehidrasi berat: bayi jarang pipis, mulut kering, lemas.

  • Bayi mencret lebih dari 3 hari tanpa perbaikan.


Cara Mencegah Bayi Mencret di Masa Depan

Lebih baik mencegah daripada mengobati, Mum. Berikut langkah pencegahan diare pada bayi:

  • Selalu cuci tangan sebelum menyusui atau menyiapkan MPASI.

  • Gunakan peralatan makan bayi yang steril.

  • Pastikan air minum dan bahan makanan bersih.

  • Jika bayi minum susu formula, pastikan botol steril dan larutan dibuat dengan air matang.

  • Vaksin rotavirus (sesuai anjuran dokter) bisa membantu melindungi bayi dari diare berat.


Kesimpulan

Mengatasi bayi mencret atau diare membutuhkan perhatian ekstra agar si kecil tidak dehidrasi. Pertolongan pertama yang bisa Mum lakukan adalah memberikan cairan cukup, tetap menyusui, menjaga kebersihan, dan memperhatikan pola makan.

Namun, jika muncul tanda bahaya seperti dehidrasi, demam tinggi, atau feses berdarah, jangan tunda—segera bawa si kecil ke dokter.

Dengan perhatian penuh, nutrisi cukup, dan kebersihan terjaga, Mum bisa membantu si kecil pulih lebih cepat dan tetap sehat

Penulis: Santika Reja

Editor: Santika Reja

Terakhir disunting: October 2, 2025

Scroll to Top