Halo, Mums! Kali ini, kita akan membahas topik yang sangat penting dalam perjalanan menyusui Mums, yaitu cara mencairkan ASI beku yang tidak hanya aman, tapi juga sesuai dengan standar IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia). Sebagai ibu yang sudah bekerja keras memompa dan menyimpan ASI di freezer, Mums pasti ingin memastikan bahwa nutrisi dan manfaat ASI tetap terjaga saat diberikan kepada si Kecil. Nah, yuk kita simak panduan lengkapnya agar Mums bisa memberikan ASI dari freezer dengan cara yang tepat!
Mengapa Cara Mencairkan ASI Beku Penting?
Cara mencairkan ASI dari freezer ternyata tidak bisa sembarangan, Mums. Proses pencairan yang tidak tepat bisa:
- Mengurangi nutrisi dan antibodi dalam ASI
- Meningkatkan risiko kontaminasi bakteri
- Mengubah rasa ASI yang bisa membuat bayi menolaknya
- Menghancurkan sel-sel imun yang terkandung dalam ASI
Menurut IDAI dalam pedoman pemberian ASI yang dikeluarkan pada tahun 2023, cara mencairkan ASI yang benar akan mempertahankan hingga 90% nutrisi dan antibodi yang terkandung di dalamnya. Sebaliknya, cara yang salah bisa mengurangi manfaat ASI hingga 40%!
Persiapan Sebelum Mencairkan ASI Beku
Sebelum mulai mencairkan ASI beku, ada beberapa hal yang perlu Mums persiapkan:
- Cek tanggal penyimpanan ASI: Pastikan ASI yang akan Mums cairkan masih dalam batas aman penyimpanan. Menurut panduan penyimpanan ASI, ASI beku di freezer bisa bertahan hingga 6 bulan di freezer kulkas dua pintu dan hingga 12 bulan di deep freezer.
- Siapkan wadah bersih: Gunakan mangkuk atau wadah yang sudah disterilkan untuk menempatkan kantong/botol ASI saat proses pencairan.
- Cuci tangan: Pastikan tangan Mums bersih sebelum menyentuh kantong atau botol ASI.
- Gunakan ASI yang paling lama disimpan terlebih dahulu: Ikuti prinsip FIFO (First In First Out) untuk memastikan penggunaan ASI secara optimal.
Cara Mencairkan ASI Beku Sesuai Standar IDAI
Berikut adalah metode pencairan ASI yang direkomendasikan oleh IDAI untuk memastikan keamanan dan kualitas ASI tetap terjaga:
1. Metode Air Mengalir (Paling Direkomendasikan)
- Keluarkan kantong/botol ASI dari freezer
- Letakkan di bawah air mengalir yang hangat (bukan panas)
- Mulai dengan air dingin, lalu secara bertahap tingkatkan ke air hangat
- Putar kantong/botol ASI agar pencairan merata
- Proses ini biasanya membutuhkan waktu 5-15 menit tergantung volume ASI
Metode ini dianggap paling aman karena pencairan terjadi secara bertahap dan mengurangi risiko panas berlebihan yang bisa merusak nutrisi.
2. Metode Water Bath
- Siapkan mangkuk berisi air hangat (bukan panas, sekitar 37°C)
- Masukkan kantong/botol ASI ke dalamnya
- Ganti air jika sudah menjadi dingin
- Aduk sesekali agar pencairan merata
- Metode ini membutuhkan waktu sekitar 10-20 menit
Dr. Asti Praborini, Sp.A, IBCLC, seorang konsultan laktasi terkemuka di Indonesia menyarankan untuk tidak menggunakan air yang terlalu panas karena dapat merusak protein dan enzim dalam ASI. Beliau mengatakan, “Suhu ideal untuk mencairkan ASI adalah sekitar 37°C, mirip dengan suhu tubuh manusia.”
3. Metode Refrigerator (Kulkas)
- Pindahkan ASI beku dari freezer ke chiller/kulkas
- Biarkan mencair secara alami selama 12-24 jam
- Ini adalah metode paling aman untuk mempertahankan nutrisi
- ASI yang dicairkan dengan cara ini dapat disimpan di kulkas hingga 24 jam
Metode ini paling direkomendasikan oleh ahli jika Mums memiliki waktu yang cukup untuk perencanaan pemberian ASI.
Hal yang TIDAK BOLEH Dilakukan Saat Mencairkan ASI
IDAI dengan tegas menyarankan Mums untuk menghindari hal-hal berikut:
- JANGAN mencairkan di microwave: Microwave memanaskan ASI secara tidak merata dan bisa menciptakan “hot spots” yang berbahaya. Selain itu, panas microwave juga merusak antibodi dalam ASI.
- JANGAN memasak/mendidihkan ASI: Panas yang berlebihan akan menghancurkan komponen bioaktif dalam ASI.
- JANGAN mencairkan ASI pada suhu ruangan: Cara ini meningkatkan risiko pertumbuhan bakteri.
- JANGAN mengocok ASI dengan keras: Kocok perlahan untuk mencampurkan lapisan lemak yang terpisah. Mengocok terlalu keras bisa merusak molekul protein dalam ASI.
- JANGAN membekukan kembali ASI yang sudah dicairkan: ASI yang sudah dicairkan harus digunakan dalam waktu 24 jam jika disimpan di kulkas atau 1-2 jam pada suhu ruangan.
Sebuah penelitian dari Journal of Human Lactation menunjukkan bahwa mencairkan ASI dengan microwave bisa mengurangi kandungan immunoglobulin A (IgA) hingga 40%, sementara pencairan dengan metode air mengalir hanya mengurangi sekitar 5%.
Cara Menghangatkan ASI Setelah Dicairkan
Setelah ASI mencair sepenuhnya, Mums mungkin perlu menghangatkannya sebelum diberikan kepada bayi:
- Letakkan botol/wadah ASI dalam mangkuk berisi air hangat selama beberapa menit
- Gunakan bottle warmer dengan pengaturan suhu yang tepat
- Cek suhu ASI dengan meneteskan sedikit di pergelangan tangan Mums
- ASI yang siap diberikan harus terasa hangat, tidak panas
Tips Tambahan Mencairkan ASI
- Rencanakan dengan baik: Jika memungkinkan, gunakan metode pencairan di kulkas untuk hasil terbaik
- Label dengan jelas: Cantumkan tanggal dan volume pada kantong ASI agar mudah melacak stok
- Gunakan wadah khusus: Untuk mencegah kontaminasi silang, gunakan wadah khusus untuk mencairkan ASI di freezer
- Perhatikan tanda ASI rusak: ASI yang berbau asam atau berubah warna setelah dicairkan sebaiknya tidak diberikan
Jika Mums kesulitan menyimpan ASI di rumah, sewa freezer ASI bisa menjadi solusi praktis untuk memastikan ASI tersimpan dengan optimal.
Kapan ASI yang Sudah Dicairkan Harus Dibuang?
IDAI menyarankan untuk membuang ASI dalam kondisi berikut:
- ASI yang sudah berada di suhu ruangan selama lebih dari 2 jam
- ASI yang sudah dicairkan dan disimpan di kulkas lebih dari 24 jam
- ASI yang berbau tidak normal (asam, busuk)
- ASI yang berubah warna secara signifikan
- ASI yang terlihat memiliki gumpalan tidak normal
Kesimpulan
Mencairkan ASI beku dengan cara yang benar sangat penting untuk memastikan si Kecil tetap mendapatkan manfaat maksimal dari ASI yang telah Mums simpan. Dengan mengikuti panduan dari IDAI di atas, Mums dapat memastikan bahwa nutrisi, antibodi, dan semua kebaikan dalam ASI perah tetap terjaga kualitasnya.
Ingat, proses mencairkan ASI mungkin terlihat ribet, tapi usaha Mums sangat berarti untuk kesehatan si Kecil. Jika Mums memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang penyimpanan atau penggunaan ASI perah, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan konsultan laktasi atau dokter anak.
Semoga artikel ini bermanfaat untuk Mums! Untuk informasi lebih lanjut seputar freezer ASI dan cara menyimpan ASI dengan benar, Mums bisa membaca artikel lainnya di blog kami.
Penting: Artikel ini berisi informasi umum dan tidak menggantikan nasihat medis profesional. Selalu konsultasikan dengan dokter anak atau konsultan laktasi untuk saran yang lebih spesifik sesuai kebutuhan bayi Mums.